STUDY MENGENAI KERUPUK
JANGEK
(
Penelitian Terhadap Produksi dan Pendistribusian Kerupuk Jangek di Kec.Pasir
Putih Kota
Jambi )
TUGAS
AKHIR SEMESTER IV
Disusun
Memenuhi Tugas Akhir Semester IV
Dalam
Mata Pelajaran Sosiologi
Oleh
Kelompok V
Robby Mardino
J
Rudi
Haryanto
Silvia
Ulandari
Triana
Wulandari
Windy
Desisca
Yessy
Cahyani
Sekolah
Menengah Atas Negeri 6 Kota Jambi
Tahun
Ajaran 2013/2014
Halaman Pengesahan
Karya
ini telah mengalami berbagai tahap penyelesaian dan telah disahkan oleh pihak
dibawah ini :
Diketahui Menyetujui
Kepala Sekolah SMA N 6 Guru Pembimbing
H. Acep Sutoyo, S.Pd MPd Drs. H. Solihin Ramsis, M.Fil. I
NIP 196405101986021005 NIP 195505057984011003
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami
ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Penelitian ini sebagai
persyaratan untuk memenuhi tugas akhir semester IV dalam mata pelajaran
Sosiologi yang berjudul Usaha Kerupuk Jangek.
Kami mengakui laporan ini
belum sempurna dan mengalami berbagai hambatan serta kendala, terutama pada
saat proses pengumpulan data, pelaksanaan perbaikan, dan kelengkapan bahan penunjang
pembelajaran. Sejalan dengan itu, kami dengan senang hati menerima segala macam
kritik dan saran guna penyempurnaan laporan ini.
Melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Drs.H.Solihin Ramsis, M.Fil.I selaku guru
pembimbing.
2. Bapak Matahari selaku pemilik usaha.
3. Ibu Melati selaku narasumber.
4. Rekan-rekan sejawat yang telah mendukung
kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata semoga Allah SWT
selalu memberikan hidayah dan petunjuk, hingga menyelesaikan laporan ini dan
kita dapat memperoleh hasil yang diinginkan.
Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Jambi,
22 April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
.......................................................................................................i
DAFTAR
ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR
TABEL.............................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN (GRAFIK,
PENDAHULUAN, GAMBAR)...............................xi
BAB I PENDAHULUAN
.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................4
C. Tujuan
..................................................................................................6
D. Manfaat.................................................................................................8
BAB II TINJAUAN
KEPUSTAKAAN................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................16
A. Variabel
Penelitian..............................................................................16
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan
Sampel...............................20
C. Alat Pengumpulan Data......................................................................22
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
.............................................................25
BAB IV HASIL
DAN PEMBAHASAN................................................................26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................28
DAFTAR
KEPUSTAKAAN...........................................................................................29
LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di Indonesia, industri pangan sering dipandang sebelah
mata. Beberapa makanan tradisional yang dikerjakan oleh pengusaha-pengusaha
kecil banyak yang hanya sekedar mengemas dan melupakan fungsi-fungsi dari
sebuah kemasan dalam persaingan pasar saat ini. Padahal di era global ini,
pesaingan dagang semakin ketat dengan masuknya produk-produk asing dengan kemasan yang menarik dengan
harga bersaing, membuat produk indonesia
kalah bersaing dalam mendapatakan kepercayaan dari konsumen akan kualitas
produk.
Kerupuk adalah
salah satu makanan khas Indonesia
yang sangat diminati banyak orang baik dari golongan menengah kebawah hingga
menengah ke atas, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Kerupuk dibuat
dari bahan-bahan sederhana tapi membuat setiap makanan terasa lengkap. Sebenarnya
kerupuk adalah makanan ringan, tapi ternyata peluang berbisnis kerupuk sangat
besar. Tidak heran sampai saat ini bisnis kerupuk masih banyak diproduksi dan
peminatnya semakin banyak. Kerupuk jangek adalah makanan olahan warisan nenek
moyang asli Indonesia ,
umumnya kerupuk ini kebanyakan hanya dikenal oleh masyarakat sumatera dan jawa,
dengan perkembangannya yang begitu pesat kini kerupuk jangek bisa kita temukan
dimana saja . Melihat dari kebiasaan konsumsi masyarakat Indonesia yang
menggunakan kerupuk sebagai pelengkap makanan, menjadikan suatu gagasan awal
dalam menciptakan suatu kegiatan usaha terhadap kerupuk.
Pada umumnya, kulit merupakan bagian dari hewan yang
kurang di manfaatkan oleh masyarakat Indonesia
sebagai bahan baku
pangan, namun kulit dapat diolah kembali menjadi makanan sehingga menjadikan
suatu kesempatan untuk melakukan kegiatan usaha dalam pembuatan kerupuk jangek
dan berpeluang besar untuk memasuki perdagangan dipasar. Dengan melihat
berbagai tingkah laku konsumen yang berbeda – beda khusus mengenai kualitas dan
rasa menjadikan dasar pemikiran dalam melakukan diversifikasi pada kerupuk
jangek. Hal tersebut diramalkan dapat menaikan nilai keuntungan yang optimal
dari penjualan kulit sebelumnya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan titik tolak dari
latar belakang tersebut, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut
: ” Bagaimana Perintisan Usaha Kerupuk
Jangek? ”
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari dan mengetahui karakteristik usaha pembuatan kerupuk jangek.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi pengusaha kerupuk jangek dan mencari bagaimana upaya penyelesaian
masalah tersebut.
2. Sebagai sumber bacaan dan motivasi bagi
para pembaca.
3. Penulis dapat belajar bagaimana
melaksanakan penelitian dan membuat karya ilmiah sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas akhir di Semester IV.
E. Pembatasan Masalah
a. Tempat :
Lokasi pembuatan kerupuk jangek ini berada di kecamatan
pasir putih. Dengan modal awal Rp.
300.000,00 dan masih menggunakan
peralatan masak sendiri yang dikerjakan oleh 3 orang pegawai serta masih
dikerjakan oleh keluarga sendiri.
b. Jenis usaha :
Industri kerupuk rumahan, dalam hal ini jenis kerupuk yang sedikit diproduksi adalah
kerupuk jangek. Kerupuk ini dibuat dari
kulit kerbau atau sapi dan diproses dalam waktu yang tidak terlalu lama tapi
memiliki nilai jual yang lumayan dan
diminati banyak orang.
c. kegiatan :
Proses pembuatan kerupuk dari bahan mentah hingga
menjadi kerupuk siap jual dan konsumsi. Waktu operasional dari senin sampai
sabtu, mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB
mengolah bahan baku berupa kulit sehingga menjadi kerupuk siap goreng,
Pukul 15.00 WIB menggoreng kerupuk hingga siap di kemas, dan malam hari dilakukan proses pengemasan
kerupuk. Kegiatan produksi sangat dipengaruhi oleh cuaca, ketika cuaca tidak
bersahabat maka proses penjemuran kulit akan terganggu dan memerlukan waktu
lama.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Makanan adalah hasil dari proses pengolahan bahan pangan
(tumbuhan atau hewan) yang dimakan oleh makhluk hidup untuk memberi tenaga dan
nutrisi. Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa
seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan lain-lain. Setiap makanan
mempunyai kandungan gizi yang berbeda-beda, setiap gizi mengandung fungsi yang
berbeda pula. Dapat dipastikan bahwa di setiap negara mempunyai makanan khas
masing-masing. Contohnya di Indonesia salah satu makanan khas yang paling
diminati adalah kerupuk. Salah satu contoh kerupuk yang sering dikonsumsi yaitu
kerupuk jangek.
Kerupuk adalah
makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioca dicampur bahan perasa
seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong
tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak
goreng yang banyak. Kerupuk bertekstur garing dan sering di jadikan pelengkap untuk berbagai
makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado. Ada pula kerupuk yang
tebuat dari bahan yang bukan terbuat dari tepung tapioca dan campuran udang
atau ikan tetapi kerupuk yang terbuat dari bahan dasar kulit kerbau atau sapi
yaitu kerupuk jangek.
Kerupuk jangek adalah makanan ringan yang dibuat dari
kulit kerbau atau sapi yang diolah secara tradisional dengan resep khas tanpa
menggunakan bahan kimia. Kulit adalah bahan baku utama dalam pembuatan kerupuk
jangek. Kerupuk jangek yang baik di tentukan dari kualitas kulit yang baik
pula. Sebagai seorang pengusaha kerupuk jangek, membedakan kualitas kulit yang
akan di olah adalah hal yang multlak
dimiliki. Umum nya kulit yang sering digunakan untuk pembuatan kerupuk
adalah kulit sapi dan kulit kerbau.
1.
Kulit Kerbau
Bahan baku
yang menjadi pilihan paling utama pengusaha kerupuk jangek adalah kulit kerbau.
Tekstur kulit yang lebih tebal menjadi alasan mengapa kulit ini lebih banyak
disukai. Untuk membersihkan kulit ini bukan lah hal yang terlalu sulit.
Dikarenakan kulitnya yang tebal, sewaktu direbus dan dibersihkan kulit ini
tidak mudah menggulung sehingga tidak terlalu menyusahkan. Selain itu, hasil
penggorengan kulit kerbau akan mengembang lebih besar dibandingkan dengan hasil
penggorengan kulit sapi.
2. Kulit Sapi
Tidak sedikit
para pengusaha kerupuk jangek yang menggunakan bahan baku dari kulit sapi.
Harga kulit sapi yang lebih murah dibandingkan kulit kerbau menjadi daya
tariknya. Karena harga nya yang lebih murah, tentunya ini akan sedikit lebih
menguntungkan. Oleh karena itu walaupun pengerjaan untuk mengolahnya lebih
sulit tetapi itu tidak menjadi hal besar bagi para pengusahanya. Tidak jarang
kerupuk jangek dari kulit sapi juga mempunyai penggemar tersendiri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
- Variable Penelitian
Pada kesempatan ini penulis mencoba meneliti usaha pembuatan kerupuk
jangek sebagai sarana dalam pembelajaran dan motivasi dalam dunia wirausaha.
Dengan penelitian ini diharapkan agar dapat membawa dampak dan perubahan yang
baik bagi penulis.
- Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
1.
Populasi yang ada dalam
penelitian membahas mengenai cara memproduksi dan memasarkan kerupuk jangek.
2.
Sampel dari hasil penelitian
yang penulis lakukan adalah pengolahan kulit dari bahan mentah menjadi kerupuk
jangek siap pasar.
3.
Teknik penarikan sampel dalam
penelitian ini menggunakan media wawancara melalui berbagai sesi tanya jawab
dengan narasumber dan melakukan praktek langsung ke lapangan.
- Alat Pengumpulan Data
Seluruh data penelitian dikumpulkan menggunakan alat
bantu berupa camera dan handphone, data
tersebut berbentuk photo-photo dan rekaman video.
- Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Penelitian dilakukan di rumah
bapak Matahari dan Ibu melati yang terletak di Jl.Ihwayudi Rt.09 No.102
Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Jambi Selatan.
2.
Penelitian dilakukan selama
satu minggu sejak tanngal 11 s/d 17 Maret 2013.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berbisnis kerupuk jangek menjadi pilihan Bapak Matahari
(50) dan Ibu Melati (45) sejak tahun 1990, sebelum menjadi seorang pengusaha
kerupuk pak Matahari adalah seorang kayawan di salah satu perusahaan showroom motor dan ibu Melati adalah seorang
ibu pekerja di industry kerupuk jangek. Selama menjadi seorang pegawai, pak
Matahari bersama istri juga mulai memberanikan
diri untuk membuat kerupuk jangek sendiri yang awal mulanya dijual dari mulut
ke mulut. Modal awal pak Matahari ± Rp. 300.000,00 yang digunakan untuk membeli
bahan baku, sedangkan peralatan yg dipakai masih berupa kuali yang sehari-hari
digunakan oleh ibu Melati untuk memasak. Lama-kelamaan usaha mereka
menghasilkan keuntungan, akhirnya pak Matahari berhenti menjadi pegawai dan
mulai menekuni bisnis kerupuk jangek miliknya, dari situ pak Matahari dan Ibu
Melati bertekad untuk menambah modal dan merekrut pegawai.
Usaha dan kerja keras bapak 2 orang anak ini akhirnya
membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit pak Matahari membeli peralatan yang
dibutuhkan untuk keperluan usahanya. Awal mula pak Matahari menekuni bisnis ini
hanya bersama keluarga tetapi pada saat ini Pak Matahari mempunyai 3 orang
karyawan yang khusus bertugas untuk
mengolah kerupuk dari bahan mentah menjadi kerupuk siap dikonsumsi. Mereka
tinggal di rumah pak matahari dan diberikan kamar masing-masing bahkan makan
pun ditanggung. Kerupuk kemudian di kirim kepada para pembungkus yang masih
bersaudara dengan Ibu Melati. Tiap karyawan
memiliki upah yang berbeda kalau karyawan tetap upahnya Rp. 1.000.000,00-
/ bulan, sedangkan karyawan pembungkus kerupuk
Rp.2000/100 bungkus kerupuk. Adapun kerupuk yang di hasilkan dalam
sehari sebanyak 2000 bungkus.
Produksi kerupuk ini menghabiskan Rp. 1.200.000 untuk membeli kayu bakar per
bulan dan dan 1 tabung gas 3kg dalam waktu 10 hari
sekali. Sedangkan untuk bahan baku bapak Matahari biasanya mendapat bahan baku
kulit dari langganannya di pasar, jika di pasar susah mendapat kulit terkadang ada
juga orang dari luar kota Jambi mengantarkan kulit untuk langsung ke tempat
usahanya. Dikarenakan terbatasnya bahan baku jadi tidak setiap hari pak Matahari
bisa mendapatkan bahan baku pembuatan kerupuknya, dalam satu minggu pak
Matahari hanya bisa 3 kali mendapatkan kulit. Keuntungan bersih yang dihasilkan dari produksi
kerupuk ini sekitar 6 juta/bulan. Dari keuntungan yang dihasilkan saat ini pak
Matahari dan ibu Melati bisa membeli sebuah rumah dan lahan produksi sekaligus
tempat yang tadinya hanya bisa disewa. Beliau juga berhasil menyekolahkan semua
anaknya sampai tingkat Sarjana.
Bisnis kerupuk pak Matahari tidak selalu berjalan mulus,
pak Matahari dan istri awalnya mengalami kerugian yang disebabkan karena
kesalahan dalam menggoreng kulit sehingga kerupuknya tidak bisa mengembang.
Tapi cobaan itu tidak membuat pak
Matahari kecewa, pak Matahari tetap optimis untuk melanjutkan usahanya. Dengan
kegigihan keduanya dalam merintis usaha, akhirnya pak Matahari memperoleh
bantuan dari Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berasal dari pemerintah Kota Jambi
dan melanjutkan usahanya hingga saat ini. Salah satu pegawai pak Matahari yaitu
Alim asal Pandeglang yang sudah lama bekerja mengaku senang bisa bekerja dengan
pak Matahari dan istri, karena selain pak Matahari membebaskan jam kerja
pegawai, pak Matahari dan istri juga menganggap para pegawainya seperti
keluarga sendiri, malah ada juga pegawai yang menemukan jodoh dan menikah di
jakarta dan juga tinggal di mes. Alim pun mengaku jika ia akan mengikuti jejak
pak Matahari suatu saat nanti, jika sudah terkumpul modal dan mengerti dunia
wirausaha.
Adapun proses pembuatan kerupuk jangek adalah sebagai berikut :
1. Rebus kulit sapi/kerbau dengan air yang tidak
terlampau panas selama 2 jam
2. Angkat kulit dan tiriskan, kemudian kerik
bulu sapi/kerbau menggunakan pisau
3. Pastikan kulit sudah bersih dari bulu,
kemudian cuci dengan bersih
4. Potong kulit menjadi kotak-kotak sesuai dengan
ukuran
5. Jemur potongan-potongan kulit di tempat yang
terkena panas matahari
6. Agar kulit tidak berbau, taburi garam diatas
kulit yang di jemur
7.
Setelah kering, goreng kulit dengan minyak goreng
yang hangat (diletus) dan aduk terus-menerus selama 2 jam sampai kulit terlihat
mengeambang di permukaan minyak.
8. Angkat kulit yang telah diletus, kemudian masukkan
kedalam minyak goreng yang sudah panas.
9. Setelah kulit mengembang, tiriskan dari minyak
dan segera masukkan kedalam plastik
besar agar tetap renyah.
10. Kerupuk
jangek siap untuk dikemas dan di jual
Kerupuk-kerupuk jangek buatan pak Matahari di bawa dan
dipasarkan istrinya ke Pasar Talang Banjar Kota Jambi. Kerupuk-nya tidak di
edarkan ke warung-warung karena kerupuk jangek Ibu Melati sudah memiliki pelanggan
tetap yang membeli dengan-nya dan itu pun selalu habis terjual. Kebanyakan yang
mengambil kerupuk jangek Ibu Melati adalah orang-orang dari rumah makan. Selain
itu pak Matahari juga menerima pesanan kerupuk untuk partai besar atau kecil,
seperti pesta pernikahan, khitanan, atau acara-acara lain. Pak Matahari dan
istri juga masih melayani pembeli yang langsung datang kerumahnya seperti saat
baru memulai bisnis ini. Tips-tips kerupuk Jangek Ibu Melati masih diminati hingga saat ini
karena pak Matahari selalu menjaga kualitas dan kuantitas kerupuk yang
diproduksinya, namun yang sangat di sayangkan pak Matahari belum memberikan
nama merk untuk kerupuk produksinya. Hanya saja kalau di kalangan pasar Talang
Banjar Kerupuk Jangek pak Matahari terkenal dengan sebutan Kerupuk Jangek
Melati, sama seperti nama istri nya.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Memulai bisnis kerupuk sebenarnya tidak terlalu sulit,
paling tidak siapapun yang mau terjun langsung di bisnis ini harus mempunyai
sifat pantang menyerah, mengerti harga pasar dan modal yang digunakan untuk
awal mula memulai bisnis tersebut tidak terlalu mahal. Yang paling penting
dalam wirausaha adalah niat dan punya keinginan untuk maju. Seperti yang
dilakukan pak Matahari dan istri, walaupun usaha mereka tertimpa berbagai
kendala tapi mereka tetap yakin bahwa bisnis yang mereka geluti akan tetap
bertahan dan bisa maju seperti yang mereka harapkan. Jadi kalau mereka bisa
kita semua pasti bisa.
B. Saran
1. Pada kegiatan usaha perlu di
tingkatkan kebersihan dalam rangka mempertahankan kualitas kerupuk jangek
sehingga pengolahan kerupuk jangek dan kesehatanya akan lebih terjaga.
2. Berdasarkan hasil penelitian ini
sebaiknya bapak Matahari sebagai pemilik usaha mematenkan kerupuk yang di
produksinya agar lebih mudah dalam proses pemasaran nya.
LAMPIRAN
Foto Rumah Pemilik Usaha Foto Tempat Tinggal Karyawan
Foto Tempat Penjemuran Kerupuk Foto Pintu Masuk
Produksi Jangek
Foto Proses Perebusan Kulit Foto
Proses Pembersihan Kulit
Foto Proses
Pemotongan Kulit Foto
Proses Peletupan Tahap 1
Foto Proses
Peletupan Siap Goreng ` Foto Proses Penggorengan
Foto Pak Matahari Mengangkat Jangek Foto Jangek Setelah Diangkat
Foto Kerupuk
Siap Kemas Foto Buangan Limbah
Foto Tempat
Pencucian Kulit Foto
Tulang-tulang yang Menumpuk
Foto Saat
Mewawancarai Ibu Melati Jangek Foto Sample
Kerupuk
Foto Tekstur Kerupuk Jangek Foto
Saat Mencicipi Kerupuk Jangek
Foto Bersama Ibu Melati dan kelompok kerupuk jangek
BIODATA
KELOMPOK
Nama :
Robby Mardino J
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 15 Maret 1996
Kelas :
XI IPS AM
Alamat : Jl.Dr Sumbiyono Rt.16 No.7 Jelutung Jambi
Hobbi :
Bermain Sepak Bola
Nama :
Rudi Haryanto
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 28 Juni 1995
Kelas :
XI IPS AM
Alamat : Jl.Lingkar Selatan 1 Rt.03 No.10 Paal Merah Lama
Hobbi :
Bermain Sepak Bola
Nama :
Silvia Ulandari
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 05 Mei 1996
Kelas :
XI IPS AM
Alamat : Jl.Erlangga 1 Talang bakung Rt.15 No.35
Hobbi :
Berenang
Nama :
Triana Wulandari
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 19 april 1997
Kelas :
XI IPS AM
Alamat : Jl.Budiman Rt.06 No.38 Kel.Budiman
Hobbi :
Baca Komik
Nama :
Windy Desisca
Tempat Tanggal Lahir : Jambi,
29 Desember 1995
Kelas :
XI IPS AM
Alamat : Jl.Kimaja Lrg.Kimaja 4 Rt.21 No.26 Sipin
Hobbi :
Membaca Novel
Nama :
Yessy Cahyani
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 06 Maret 1996
Kelas :
XI IPS AM
Alamat : Jl.Hayam Wuruk Rt.30 No.35 Jelutung
Hobbi :
Berenang